Tentangku

Media Share BK

Media Share BK

Media Share BK

Kamis, 03 Juli 2014

Dialog konseling dengan pendekatan behavior

PRAKTEK KONSELING INDIVIDU

Deskripsi Masalah

Klien :” Assalamualaikum ”, Selamat siang pak !!!!!

Konselor : “ Walaikumsalam” Silahkan masuk, Silahkan duduk

Klien : Terima kasih pak !!

Konselor : terimakasih kamu sudah datang memenuhi undangan saya
Klien : ya bu memang ada apa saya di panggil ke ruang BK pak…?
Konselor : ya saya memanggil kamu kiranya ada yang ingin saya tanyakan kepada kamu
Klien : iya memang apa yang ingin Bapak tanyakan dari saya
Konselor : tadi pagi saya melihat kamu terlambat hampir 20 menit, kemarin saya juga melihat kamu terlambat masuk lagi, memang mengapa akhir-akhir ini kamu sering terlambat sekolah
Klien : ya pak saya minta maaf akhir-akhir ini saya sering terlambat
Konselor : saya sudah tidak mau lagi mentolelir kelakuaan kamu sekarang saya sudah bosen mendengar kamu terlambat, kamu sering tidak masuk sekolah tanpa izin bahkan kerapkali saya mendapat laporan dari guru wali kelas kamu dan guru mapel kamu bahwa kamu sering membolos pada saat jam peralajaran berlangsung memang apa motiv kamu sehingga kamu berperilaku seperti ini dan apa yang kamu lakuin setelah bangun tidur apakah kamu sehabis sholat subuh tidur lagi apa kamu semalam suntuk begadang??
Klien : iya pak…. saya minta maaf akhir-akhir ini saya mengecewakan bapak dan semua yang ada di sekolah ini, saya juga menyadari bahwa perilaku saya sudah tidak bisa di tolelir lagi sama bapak sebenarnya saya malu sama guru-guru yang ada di sini terutama sama bapak yang sudah banyak membantu saya dalam urusan masalah belajar saya namun saya telah mengecewakan bapak. saya begini karena mempunyai alasan yang menurut saya membingungkan pak…
Konselor : memang apa yang menjadi kendala kamu sehingga kamu sering melakukan hal yang seharusnya kamu tidak lakukan dan apa alasan kamu…???
Klien : sebenarnya saya tidak mau bercerita sama siapa pun ini semua masalah ekonomi keluarga saya namun saya juga butuh bantuan dari orang lain agar bisa memnyeselaikan tanpa merugikan dari pihak manapun pak
Konselor : ya saya disini bertugas untuk dapat mencoba membantu menyelesaikan masalah yang sedang di alami oleh anak didik saya dan memang apa permasalahan yang kamu hadapi sekarang terus apa kendalanya sehingga kamu sering terlambat, sering tidak masuk sekolah tanpa izin bahkan sering membolos
Klien : iya pak saya meminta maaf banget sama bapak, saya kaya begini karena saya butuh uang untuk membantu meringankan beban orang tua, saya setiap pagi keliling untuk mengantarkan Koran-koran yang sudah di pesan sama orang-orang saya mencoba untuk berkerja tiap Pagi sebagai loper Koran pak…
Konselor : jadi kamu akhir-akhir ini sering terlambat karena kamu mengantarkan koran?? Dan kalau masalah membolos kemarin pada saat jam ke 4 apa yang kamu lakuin saat itu apa sama mengantar Koran?
Klien : tidak , pak saya kemarin membolos karena saya mengantarkan pesanan telor di samping saya sebagai loper Koran saya juga mencoba bekerja mengantar telor milik tetangga saya
Konselor : orang tua kamu masih ada kan, orang tua kamu sehat kan, dan uang yang kamu dapetin dari hasil jeripayah kamu buat apa dan untuk siapa?? dan kamu tahu kan padahal kamu dapat beasiswa selama 3 tahun kan sekolah kamu free ( bebas buku bebas spp ) dan apa yang membuat kamu bekerja seperti ini, kamu masih belia belum beranjak dewasa , kamu memiliki kemampuan yang luar biasa dalam bidang akademiknya dan kamu juga masih butuh pendidikan

Klien : iya pak orang tua saya masih ada tetapi ibu saya lagi sakit butuh uang untuk beli obat ibu sedangkan bapak saya bekerja sebagai kuli panggul beras di pasar yang penghasilannya tidak tentu tergantung jumlah kantong yang bapak bawa perkantongnya di kasih upah 1500 perkantong sedangkan di situ karyawannya banyak, dan ibu saya sebagai buruh cuci Cuma di hargai perkilo 2000 itu pun kalau banyak orderan pendapatan ibu lumayan tp akhir-akhir ini kan ibu sakit dan saya mencoba membantu bapak saya dan sedangkan adik saya 3 masih kecil-kecil mereka masih butuh nutrisi dan gizi untuk pertumbuhan pak…
Konselor : iya saya memahami benar kondisi ekonomi keluarga kamu namun kamu tidak seharusnya mengorbankan sekolah kamu demi membantu orang tua , memang benar membantu orang tua itu baik dan sangat mulia bahkan saya acungkan 2 jempol sama kamu karena kamu umurnya masih belia namun kamu sudah mampu membantu per ekonomian keluarga kamu namun baiknya kamu terlalu berlebihan sehingga yang jadi korban sekolah kamu apa orang tua kamu mengaetahui kamu seperti ini?
Klien : tidak pak ini inisiatif saya sendiri saya merasa kasihan sama bapak saya banting tulang seperti itu pak
Konselor : iya saya menghargai inisiatif kamu namun itu sudah mejadi kewajiban bapak kamu sebagai kepala keluarga dan tolong lah jangan mengorbankan sekolah kamu , kalau kamu terus-terusan membolos, sering terlambat bahkan kamu sering banyak tidak masuknya maka beasiswa kamu akan di cabut dari pihak sekolah dan satu-satunya jalan agar kamu bisa terus membantu ekonomi keluarga kamu dan sekolah kamu terus berjalan seperti biasanya kamu harus bisa me manage waktu sepintar-pintarnya kamu agar bisa mngatur waktu kamu
Klien : iya pak memang saya tidak pernah me manage waktu secara baik yang saya fikirkan saya harus dapet uang buat membantu kehidupan keluarga saya.
Konselor : kamu tidak boleh egois dan sekarang saya mau bertanya sama kamu apakah kamu masih minta melanjutkan sekolah kamu apa kamu sudah bosen dengan semua ini??
Klien : saya masih sangat-sangat ingin sekolah lagi pak ke jenjang lebih tinggi agar aku bisa mengangkat derajat keluarga aku
Konselor : baik lah kalau kamu mempunyai harapan namaun bapak hanya berpesan kepada kamu jalani dengan tulus, dan kamu jangan selalu puas diri terhadap hasil yang di capai kamu kalau bisa bapak berharap kamu bisa mempertahankan beasiswa kamu sayang banget kalau tidak di gunakan secara menyeluruh dan semoga kamu bisa memanage waktu dengan baik dan kamu harus fikirkan jangka panjang kalau kamu seperti ini damapaknya baik ga buat kelangsungan hidup kamu di masa yang akan datang
Klien : iya pak. terimakash pak sudah kasih tahu dan saya berjanji semoga dengan perubahan saya yang sekarang bisa me manage waktu dan tidak telambat dan berfikir secara seimbang antara jangka pnjang dan jangka pendek serta dampak buat masa depan saya pak
Konselor : iya sama-sama mulai sekarang rubah kelakuana kamu menjadi lebih baik-baik saya hanya ingin berpesan tolong jaga beasiswa kamu agar kamu tetap bisa menjalani. Selanjutnya agar kamu bisa maraih cita-cita yang kamu ingini
Konselor : ya sudah kamu bisa kembali ke kelas dan mengikuti mata pelajaran sekali lagi saya berterimakasih karena kamu sudah memenuhi undangan saya dan saya mohon maaf apabila kata-kata bapak ada yang menyinggung perasaan kamu
Klin :ia pak :) saya ucapkan terima kasih karena bapak sudah mau mendengarkan curhatan saya. Ya sudah saya ermisi dulu pak asalamu'alaikum

Konselor : wa’alikumsalam

Dialog konseling Client Center


A.Kemajuan Akademis
Budi
Setelah lulus SMP dia memutuskan untuk masuk ke sekolah menengah atas terfavorit yang letaknya jauh dari rumahnya. Di sekolah Budi dari kelas X sampai kelas XII, selalu masuk peringkat sepuluh besar. Nilai raport juga diatas rata – rata.
B.    Keadaan Fisik
Keadaan Fisik Budi cukup normal. Ia adalah remaja dengan tinggi 159 cm dan berat 49 kg, Rambutnya pendek berwarna hitam dan berkulit sawo matang. Ia juga memiliki penglihatan yang baik dan
memliki pertumbuhan fisik yang baik.


C.    Kondisi Keluarga
Budi
 anak terakhir dari tiga bersaudara , ayahnya bekerja sebagai Instansi didaerahnya, ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga. Ia tinggal d tergolong orang yang berkecukupan. Didalam lingkungan tersebut Budi tidak mengalami hambatan dalam berinteraksi dengan lingkungan tempat tinggalnya, sehinnga Budi dan keluarganyapun cukup baik dan akrab. Budi sangat dekat dengan semua anggota keluarganya, sehingga pada saat dia untuk sekolah yang letaknya jauh dari rumah, kemudian dia memutuskan untuk tinggal di dekat sekolahnya (kos). Hal ini yang menyebabkan Budi kurang perhatian dari orangtuanya, sehingga Budi terlihat murung dan kurang bersemangat untuk mengerjakan tugas-tugas sekolahnya. Dan akhir-akhir ini Budi merokok untuk melampiaskan kejenuhan.
D.    Tingkah laku sosial
Kehidupan sosial Budi Budi
semenjak memutuskan untuk tinggal didekat sekolahnya (kos), ia cenderung sering murung, dan dia terlihat merokok

D.    DIAGNOSIS
Berdasarkan dari gejala yang tampak, diketahui bahwa budi sering terlihat murung, dan juga merokok, kemudian dikaitkan dengan latar belakang informasi yang diperoleh dari teman-temannya dan budi  sendiri diketahui bahwa Ia sering mengeluh mengenai menumpuknya tugas-tugas dari Sekolah, dapat ditetapkan bahwabudi  mengalami kesulitan dalam mengatur waktunya di karenakan budi  kurang kasih sayang dari orang tuanya. Ia kesulitan dalam mengatur waktu belajar dan mengerjakan tugasnya, sehingga tugas-tugas yang ada lama-kelamaan menjadi menumpuk dan tidak terselesaikan. Karena ia terbiasa santai dan termotivasi oleh orang tuanya, membuat ia menjadi tertekan ketika dihadapkan dengan tugas-tugas sekolah yang memakan banyak waktu, dan  juga membuatnya merasa jenuh sehingga menyebabkan ia melakukan hal-hal yang tidak biasa ia lakukan seperti merokok.

E.    PROGNOSIS
Dilihat dari masalah yang dihadapi oleh Budi tersebut, maka dapat digunakan beberapa alternatif bantuan untuk membantu menyelesaikan masalahnya tersebut, yaitu dengan dilakukannya konseling individu untuk memberikan pengertian dan alternatif bantuan kepada konseli mengenai kesulitan dalam mengatur waktu belajar 
Setelah diketahui faktor penyebab menurunnya prestasi belajar anak tersebut melalui berbagai sumber, maka konselor memberikan layanan bantuan dengan menggunakan pendekatan Client Centre Theraphy yaitu suatu teknik konseling dimana konseli yang berperan aktif dalam penyelesaian masalahny




F. TREATMENT


Konselor          :Hai Budi, apa kabar? Kok Kamu sendirian disini?
Budi                  :Eh Bapak, ga papa kok pak. Saya lagi pengen sendiri aja. (menjawab singkat)
Konselor          :Ada apa nih kok Budi pengen sendiri, boleh gk bapak temanin Budi ngobrol disini?
Budi                  : Iya pak, nggak apa-apa, Saya lagi malas pulang ke kost Bu, sumpek liat kamar yang berantakan. (jawabnya singkat).
Konselor          :(melihat ada rokok di saku baju Budi, dan langsung bertanya) Budi merokok ya?
Budi                  : (gugup) ehm engga kok pak. Saya ga merokok.
Konselor          :Itu apa yang ada di saku bajumu?
Budi                  :Ehm, iya pak. Ini punya Saya.
Konselor          : Budi merokok yah?
Budi                  :Iya pak, soalnya Saya lagi galau pak.
Konselor          :Oh budi lagi galau. Memang apa yang Kamu fikirkan?
Budi                  :Ehm ga papa kok pak ( Budi menunduk).
Konselor          :Coba Kamu cerita sama bapak, siapa tau habis Kamu cerita perasaan Kamu agak lega.
Budi                  :Ehm iya pak (jawabnya singkat)
Konselor          :Hmmm ngomong-ngomong Budi kok tampak agak kurusan ya sekarang, Budi sakit? (Tanya konselor sambil memandang wajah Budi)
Budi                  :Enggak kok pak, cuma sering begadang aja, gara-gara banyak tugas yang harus dikerjakan pak.
Konselor          :Oh banyak tugas ya, bagaimana sudah dikerjakan tugas-tugasnya Budi?
Budi                  :Iya pak banyak sekali tugas yang harus diselesaikan dalam waktu dekat, tugasnya gak begitu berat sih pak bagi Saya, tapi tugas yang diberikan oleh guru – guru mata pelajaran terlalu banyak sehingga Saya bingung mau mengerjakan yang mana duluan, dan saya juga merasa kurang perhatian dari orangtua saya merasa kurang termotifasi untuk giat belajar dan mengerjakan tugas. Sedangkan bapak tahu sebentar lagi Saya Ujian Nasional, Saya juga harus mempelajari pelajaran–pelajaran yang akan di UAN kan. Saya susah membagi waktu untuk belajar dan mengerjakan segudang tugas itu.
Konselor          :Oh itu masalahnya. coba Budi pikirin kalau  kamu merokok setiap galau memikirkan tugas. Jika tugas diberikan setiap hari ada berapa bungkus rokok yang kamu habiskan dan hitung berapa banyak bahan kimia berbahaya yang masuk kedalam tubuhmu. Kamu bisa pikirkan dampak rokok untuk kesehatan kamu dalam jangka panjang. Itu bisa membahayakan kesehatan kamu dan orang-orang di sekitar Kamu Budi.
Budi                  : Jadi menurut bapak, saya harus bagaimana ? 
Konselor          : bapak mau tanya, setiap hari rutinitas Kamu apa saja dari pagi sampai sore?
Budi                  :Bangun tidur saya mandi dan siap-siap pergi sekolah, pulang sekolah saya istirahat sebentar sambil menonton TV sampai saya ketiduran. Setelah itu paling saya santai- santai saja pak dan kadang-kadang Saya diajak main bola sama teman-teman saya pak sampai sore. Habis magrib saya kadang baca buku sebentar paling setengah jam pak. Setelah itu saya main PS sama teman-teman satu kost sampai tengah malam pak. Jika mengantuk saya langsung tidur pak.
Konselor          :Oh begitu, jadi menurut Budi apa yang sebaiknya di lakukan untuk merubah kebiasaan burukmu itu?
Budi                  :Saya ingin mencoba membagi waktu saya pak.
Konselor          :Bagaimana cara kamu membagi waktumu itu?




Budi                  :Saya pulang sekolah setiap hari jam 15.00 termasuk bimbel untuk ujian. Sepulang sekolah Saya akan langsung makan, bersih-bersih atau tidur sebentar untuk mengistirahatkan badan karena Saya kan capek tuh habis belajar seharian. Nah setelah itu Saya bisa menggunakan waktu bersantai kamu sambil kerjakan tugas atau baca bahan untuk UN, Saya akan mengurangi nonton TV dan main game untuk mengerjakan tugas yang secepatnya akan di kumpulkan, atau menggunakan waktu sesudah magrib atau subuh untuk belajar dan mengingat bahan pelajaran yang akan di UN-kan banyak. Mungkin Saya akan mencoba cara itu pak.
Konselor          :Waaah, itu cara yang bagus sekali Budi. bapak percaya, Kamu pasti bisa.
Budi                  :Begitu ya pak, saya mulai mengerti sekarang. Saya akan mencoba dan belajar membagi waktu sebaik mungkin agar tugas saya bisa selesai secepatnya pak dan saya berjanji tidak merokok lagi untuk kesehatan dan demi orang tua saya.
Konselor          :Iya, semangat Budi. Ibu mendukung niat baikmu itu. (tersenyum manis)
Budi                  :(membalas senyum guru BK), terima kasih ya pak sudah menemani Saya ngobrol dan mendengarkan uneg – uneg Saya. 
(teeettt teeett teeettt, bel tanda masuk pun berbunyi)
Konselor          :Iya sama-sama Budi. Nah, itu suara bel udah bunyi. Sebaiknya sekarang kamu masuk kelas yah, pelajaran selanjutnya akan segera di mulai. Kalau ada masalah jangan dipendam sendiri ya, kamu bisa cerita sama bapak atau sahabat kamu supaya bebannya tidak terlalu berat.
Budi                  : Iya pak, Saya masuk kelas dulu yah pak. (sambil bersiap-siap berdiri)
Konselor          : Iya Budi, Ibu juga mau kembali ke kantor. (berdiri)

Percakapan mereka pun terhenti di karenakan bel masuk berbunyi. Budi berjalan menuju kelas, sedangkan Konselor berjalan ke arah kantor















PRAKTEK KONSELING INDIVIDU
TEORI CLIENT-CENTERED


Dosen pengampu : Dra. Wahyu M, M.Pd
























Disusun oleh :
Budi Haryadi 11012008
Imanu Ahmad S 11012018








PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI WATES

2013

Dialog konseling dengan mengunakan pendekatan Trait and faktor

Nama Clien      :   Budi
Alamat              :   wates
Kelas                 :   3
Permasalahan :   Ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi  tetapi terbentur karena masalah ekonomi, Karena orang tuanya hanya seorang petani.
Pendekatan      :   Trait and Faktor.

Tahap Awal (Analisis)
Konselor    :   (ingin duduk didepan pintu hendak keluar, melihat seorang siswa berdiri diam di depan pintu masuk ruang BK, lantas…)
Klien :   Assalamu’alaikum.
Konselor    :   Wa’alaikum salam…
                      Kamu budi kan? Silahkan masuk!
Klien :   Iya Pak…, sebenarnya saya mau ketemu Bapak, tapi saya malu.
Konselor    :   Mau ketemu Bapak? Apakah ada yang bisa Bapak bantu?
Tahap Tengah (Sintesis)
Klien :   Iya Pak…, saya lagi….
Konselor     :   Lagi apa? Sama Bapak ko malu.
Klien :   Begini Pak, saya bingung.
Konselor    :   Bingung kenapa?
Klien :   Setelah lulus SMK ini saya mau ngelanjutin ke mana…,
saya bingung mau ngambil jurusan apa?
Konselor     :   Oh gitu…, emangnya Siska maunya ngambil jurusan apa?
Tahap Tengah (Diagnosis)
Klien :   Kalau saya pingin banget ngambil jurusan Kedokteran Pak…,
tapi saya bingung masuk Kedokteran  kan membutuhkan dana yang banyak Pak.
Konselor    :   Menurut kamu gitu?
Klien :   Iya Pak, kata teman-teman saya begitu Pak…, padahal saya pingin banget ngambil jurusan itu Pak, tapi ada kendala karena masalah ekonomi Pak, saya takutnya ditengah jalan saya berhenti karena kekurangan ekonomi Pak.


Tahap Pengakhiran (Tindak Lanjut)
Konselor :   Ya, ya Bapak bisa mengerti. Tentu masalah ini menjadi beban pikiran kamu.
Klien :   Iya Pak, saya sedih dan juga bingung.
Konselor :   Siapa pun yang mengalaminya pasti akan seperti kamu.
Klien :   Iya Pak, saya harus bagaimana?
Konselor    :   Boleh Bapak tahu, ayahnya Budi kerja di mana?
Klien :   Jangan Pak, ayah saya jangan dipanggil, ayah saya hanya seorang petani biasa…
kalo dia dipanggil ke sekolah nanti dia malu.
Konselor :   Kamu salah sangka nak, Bapak bukan mau manggil orang tua kamu, tapi nanya apa, dari jawaban kamu tadi Bapak sudah dapat jawabnya.
Klien :   Maksud Bapak?
Konselor    :   Menurut kamu?
Klien :   Iya Pak, saya tahu dengan pekerjaan Bapak saya sebagai petani tentu saja masalah ekonomi akan menjadi beban orang tua saya.
Konselor    :   Terus bagaimana langkah kamu selanjutnya?
Klien :   Saya akan kerja dulu Pak…, mengumpulkan uang untuk biaya kuliah saya, saya tidak mau terlalu merepotkan kedua orang tua saya Pak.
Konselor    :   Kalo menurut kamu itu bisa membantu kamu, mengapa tidak?
Klien :   Terima kasih Pak, saya agak merasa lega. Mudah-mudahan saya bisa mewujudkan cita-cita saya menjadi seorang Dokter.
Konselor    :   Bapak jugaa berharap begitu, dan berharap masalah kamu segera bisa kamu selesaikan.
Klien :   Iya Pak.
Konselor    :   Bapak senang sekali, dan Bapak bangga sama Budi.
Klien :   Saya permisi ya Pak, dan sekali lagi terima kasih.
Konselor    :   Sama-sama, Bapak juga terima kasih, jangan segan-segan jika masih butuh bantuan Bapak, Bapak akan dengan senang hati membantu 
(sambil mengiringi budi keluar, menjabat erat tangan budi). Semangat!!!
Klien :   Assalamu’alaikum…
Konselor     :   Wa’alaikum salam wr. wb.






PRAKTEK KONSELING INDIVIDU
TEORI TRAIT AND FAKTOR

Dosen pengampu : Dra. Wahyu M, M.Pd
























Disusun oleh :
Budi Haryadi 11012008
Imanu Ahmad S 11012018








PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI WATES
2013





Prostitusi dan permasalahan nya (PATOLOGI SOSIAL )

Prostitusi dan permasalahnnya
Pelacuran atau prostitusi adalah salah satu patologi social yang merupakan keroyalan relasi seksual dalm bentuk penyerahan diri untuk pemuasan seksual dan dari perbuatan tersebut yang bersangkutan dengan imbalan. Disamping itu prostitusi dapat diartiakn dengan salah satu tingkah laku yang tidak susila atau gagal untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma susila.. oleh sebab itu pelacur yang melakukan royal dan tidak pantas, berhubungan seks dengan orang yang tidak terbatas, maka pada dirinya sering mendatangkan penyakit yang dapat berjangkit dalam dirinya maupun kepada orang lain.
Pelacuran merupakan tingkah laku lepas dan bebas tanpa kendali serta cabul,mengandung tindak pelampiasan nafsu tanpa mengenal batas kesopanan. Pelacuran selalu ada pada semua Negara yang berbudaya, sejak zaman purbakala sampai sekarang. Keberadaannya selalu menadi masalah dan patologi social, objek-objek hokum, dan tradisi. Dengan berkembangnya teknologi, industri dan kebudayaan manusia, pelacuran berkembang sejalan dengan proses tersebut dalam berbagai bentuk dan tingkatan.
Di beberapa Negara pelacuran dilarang dan diancam dengan hukuman, juga dipandang sebagai perbuatan hina oleh segenap anggota masyarakat. Namun demikian selama kegiatantersebut berupa nafsu seks yang sukar dikendalikan yang sekaligus dijadikan mata pencaharian, maka pelacuran sulit diberantas. Bahkan dengan timbulnya pelacuran, akan timbul masalah dimana pelacuran merupakan gejala patologi sejak diadakannya penataan hubungan seks dan diperlakunay norma-norma perkawinan.
Kategori pelacuran
Peristiwa pelacuran timbul akibat adanya dorongan seks yang tidak terintergrasi dengan kepribadian pelakunya. Dari impuls-impuls seks yang tidak terkendali oleh hati nurani tersebut dipakailah teknik seksual yang kasar dan provokatif dan berlangsung tanpa afeksi an perasaan emosi serta kasih saying
Perbuatan melacur dilakukan sebagai kegiatan sambilan atau pengisi waktu senggang, ataupun sebagai pekerjaan penuh (profesi). Pada tahun 60-an dinas social menggunakan istilah wanita tuna susila (WTS) bagi pelacur wanita sedangkan pelacur pria disebut gigolo. Bentuk kegiatan atau tingkah laku manusia yang termasuk dalam kategori pelacuran adalah :
  1. pergundikan, pemeliharaan istri tidak resmi, mereka hidup sebagai suamiistri, namun tanpa ikatan perkawinan atau nikah.
  2. Tante Girang. Wanita yang sudah kawin, tetapi sering melakukan perbuatan erotik dan seksual dengan pria lain secara iseng untuk pengisi waktu dengan bersenang-senang, untuk mendapatkan pengalaman seks, atau secara intersensional untuk mendapatkan penghasilan.
  3. Gadis Panggilan. Gadis atau wanita yang menyediakan diri untuk dipanggil dan dipekerjakan sebagai pelacur, melalui saluran tertentu. Pada umumnya terdiri ibu-ibu, pelayan took, pegawai, buruh, siswi sekolah, dan mahasiswi.
  4. Gadis bar. Gadis yang bekerja sebegai pelayan bar, yang sekaligus bersedia memberikan pelayanan seks kepada para pengunjug.
  5. Gadis Juvenil Deliquent. Gadis muda jahat yang didorong oleh emosi yang tidak matang dan keterbelakangan intelek, serta pasif. Muah menjadi pecandu minuman keras atau narkoba, sehingga mudah tergiur untuk melakukan perbuatan immoral seksual dan pelacuran.
  6. Gadis Binal (free girls). Gadis sekolah atau putus sekolah, akademi dan fakultas,yang berpendirian menyebarluaskan kebebasan seks secara ekstrim untuk mendapatkan kepuasan seksual.
  7. Taxi Girls. Wanita atau gadis panggilan yang ditawarkan dan dibwa ketempat plesiran dengan taksi atau becak.
  8. Penggali Emas (gold-digger). Gadis atau wanita cantik, ratu kecantikan, pramugari, penyanyi, aktris anak wayang dll. Pada umumnya mereka sulit untuk diajak bermain seks, yang diutamakan dengan kelihaiannya dapat menggali emas dan kekayaan dari kekasihnya.
  9. Hostess (pramuria). Gadis atau wanita yang menyemarakkan kehidupan malam dan nightclub dan merupakan bentuk pelacuran halus. Hostess harus melayani makan, minum dan memuaskan naluri seks sehingga pelanggan dapat menikmati keriaan suasana tempat hiburan.
  10. Promikuitas. Hubungan seks secara bebas dan awut-awutan dengan sembarangan pria juga dilakukan dengan banyak lelaki.
Seks dan pelacuran
Perubahan social yang diakibatkan oleh perkembangan tehnologi, ilmu pengetahuan serta komunikasi di dunia dewasa ini akan mempengaruhi kebiaaan hidup manusia. Disamping itu sekaligus mempengaruhi pola-pola seks yang konvensional (menurut adapt yang berlaku). Pelaksanaan seks banyak dipengaruhi oleh penyebab perubahan social antara lain : urbanisasi, mekanisasi, alat kontrasepsi, pendidikan, demokratisasi fungsi wanita dalam masyarakat dan moderenisasi. Efek sampingan dari dampak tersebut adalah keluar dari jalur konvensional kultur. Pola seks dibuat menjadi hypermoderm dan radikal sehingga bertentangan dengan seks yang konvensional, dan menjadi seks bebas yang campur aduk dan tidak ada bedanya dengan pelacuran. Bagi mereka yang tidak mampu menghayati kepuasan seks sejati, seks bebas tidak akan memperoleh kepuasan. Ahkikatnya orang adalah budak dari dorongan seksual, dan apabila tidak menghayati arti dan keindahan kehidupan erotik sejati, maka yang bersangkutan akan menjadi pecandu seks. Sedangkan alas an yang diberikan oleh para panganjur seks bebas antara lain sebagai berikut :
Dorongan seks timbul secara alami seperti rasa lapar dan haus. Pemuasannya harus bersifat natural. Tabu dan regulasi seks bersifat artificial (buatan), berlebihan
Seks mengisi setiap fase kehidupan, oleh sebab kebebasan seks harus diekspresikan dengan bebas penuh, untuk memperkaya kepribadian. Oleh sebab itu setiap restriksi (pembatasan) terhadap kegiatan seks pasti menghambat pembentukan kepribadian. Tabu seks merupakan produk dari dogmatis religius, yang menganggap seks sebagai sumber dosa dan noda yang menimbulkan rasa malu dan bukan sebagai sumber kenikmatan.
Kegiatan seks adalah masalah diri pribadi dengan partnernya, maka orang lain tidak berhak mencampuri urusan tersebut.
Perkawinan dengan segala undang-undangnya mengakibatkan kompulsi (paksaan psikologi) yang mengakibatkan kegagalan dan kegoncangan dalam kontak pribadi dengan partnernya.
Ciri dan fungsi pelacur.
Pada umumnya di desa-desa tidak terdapat pelacur, jika ada mereka merupakan pendatang dari kota. Di kota-kota jumlah pelacur sekitar 1 sampai 2% dari jumlah penduduk. Jumlah tersebut sudah termasuk yang tersamar atau gelap atau bersifat non professional, dari tingkat bawah sampai tingkat tinggi. Mereka beroperasi bersempunyi-sembunyi secara individual atau bergabung dalam satu sindikat. Profesi pelacur dijalankan dengan kondisi sebagai berikut :
  1. melakukan profesinya secara sadar dan suka rela, berdasarkan motifasi tertentu.
  2. Dijebak dan dipaksa oleh germo-germo yang terdiri dari penjahat, calo, anggota organissi gelap penjual wanita dan pengusaha bordil.
Sedangkan cirri-ciri dari pelacur adalah sebagai berikut :
  1. bila yang mengawaki disebut pelacur, dan bila pria disebut gigolo.
  2. Cantik (ganteng), rupawan, manis, atraktif menarik wajah dan tubuhnya, dapat merangsang selera seks lawan jenisnya.
  3. Masih muda dibawah 30 tahun
  4. Pakaian sangat menyolok, seksi, eksentrik untuk mensrik perhatian lawan jenisnya.
  5. Mereka memperlihatkan penampilan lahiriah seperti : wajah, rambut, pakaian, alat kosmetik, parfum yang merangsang.
  6. Menggunakan teknis seksual yang mekanistis, cepat, tanpa emosi dan afeksi, tidak pernah mencapai organsme, sangat provokatif, dilakukan secara kasar.
  7. Bersifat mobil sering berpindah-pindah dari kota satu ke kota lainnya.
  8. Biasanya berasal dari strata ekonomi dan social rendah, tidak mempunyai ketrampilan khusus, berpendidikan rendah. Sedangkan pelacur kelas tinggi biasanya berpendidikan tinggi, beroperasi secara amateur atau professional.
Fungsi pelacur yaitu menjadi sumber eksploitasi bagi kelompok-kelompok tertentu, khususnya bagi mereka yang memberikan partisipasi. Pada umumnya masyarakat menolak adanya pelacuran, tetapi dalam kenyataannya mereka tidak bisa mengelak dan harus menerimanya . kedudkukan social pelacur sangat rendah, tugasnya memberikan pelayanan seks kepada kaum pria, namun demikian ada beberapa fungsi yang tergolong positif sifatnya, bagi masyarakat. Fungsi yang dimaksud dapat dijadikan katup pengaman yang secara jujur diakui, sebab dapat dijadikan sebagai berikut :
  1. Sumber pelancar dalam dunia business.
  2. Sumber ksenangan dari kaum yang harus berpisah dari istrinya.
  3. Sumber hiburan individu atau kelompok
  4. Sumber pelayanan dan hiburan bagi orang cacat (misalnya pria yang wajahnya buruk, pincang, abnormal seksualnya dan para penjahat).
Dalam menjalankan fungsinya para pelacur tersebut berlatar belakang menderita lemah mental, penghayal dan psikopat, atau dengan kata lain rohaninya tidak sempurna. Oleh sebab itu kehidupannya pada umumnya dihiasi dengan kemewahan semu berupa pakaian yang gemerlapan, makanan yang lezat dan berlimpah, berganti-ganti partner, tanpa ikatan, tanpa tanggung jawab.
Akibat-akibat pelacuran
Praktek-praktek pelacuran biasanya ditolak oleh masyarakat dengan cara mengutuk keras, serta memberikan hukuman yang berat bagi pelakunya. Namun demikian ada anggota masyarakat yang bersifat netral dengan sikap acuh dan masa bodoh. Disamping itu ada juga yang menerima dengan baik. Sikap menolak diungkapkan dengan rasa benci, jijik, ngeri, takut dll. Perasaan tersebut timbul karena prostitusi dapat mengakibatkan sebagai berikut. :
  1. Menimbulkan dan menyebarkan penyakit kelamin dan penyakit kulit. Penyakit kelamin tersebut adalah sipilis dan gonorrgoe. Keduanya dapat mengakibatkan penderitanya menjadi epilepsi, kelumpuhan, idiot psikotik yang berjangkit dalam diri pelakunya dan juga kepada keturunan.
  2. Merusak sendi-sendi kehidupan keluarga, sehingga keluarga menjadi berantakan.
  3. Memberi pengaruh demoralisasi kepada lingkungan, khususnya remaja dan anak-anak yang menginjak masa puber.
  4. Berkorelasi dengan kriminalitas dan kecanduan minuman keras dan obat terlarang (narkoba).
  5. Merusak sendi-sendi moral, susila, hukum dan agama.
  6. Terjadinya eksploitasi manusia oleh manusia lain yang dilakukan oleh germo, pemeras dan centeng kepada pelacur.
  7. Menyebabkan terjadi disfungsi seksual antaralain : impotensi, anorgasme.
Penanggulangan prostitusi
Prostitusi merupakan masalah dan patologi sosial sejak sejarah kehidupan manusia sampai sekarang. Usaha penanggulangannya sangat sukar sebab harus melalui proses dan waktu yang panjang serta biaya yang besar. Usaha mengatasi tuna susila pada umumnya dilaukan secara preventif dan represif kuratif.
Usaha yang bersifat preventif diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan untuk mencegah terjadinya pelacuran. Kegiatan yang dimaksud berupa :
  1. Penyempurnaan undang-undang tentang larangan atau pengaturan penyelenggaraan pelacuran.
  2. Intensifikasi pendidikan keagamaan dan kerohanian, untuk menginsafkan kembali dan memperkuat iman terhadap nilai religius serta norma kesusilaan.
  3. Bagi anak puber dan remaja ditingkatkan kegiatan seperti olahraga dan rekreasi, agar mendapatkan kesibukan, sehingga mereka dapat menyalurkan kelebihan energi.
  4. Memperluas lapangan kerja bagi kaum wanita disesuaikan dengan kodratnya dan bakatnya, serta memberikan gaji yang memadahi dan dapat untuk membiayai kebutuhan hidup.
  5. Diadakan pendidikan seks dan pemahaman nilai perkawinan dalam kehidupan keluarga.
  6. Pembentukan team koordinasi yang terdiri dari beberapa instansi dan mengikutsertakan masyarakat lokal dalam rangka penanggulangan prostitusi.
  7. Penyitaan, buku, majalah, film, dan gambar porno sarana lain yang merangsang nafsu seks.
  8. Meningkatkan kesejahteraan seks.
Sedangkan usaha-usaha yang bersifat represif kuratif dengan tujuan untuk menekan, menghapus dan menindas, serta usaha penyembuhan para wanita tuna susila, untuk kemudian dibawa kejalan yang benar. Usaha tersebut antara lain sebagai berikut :
  1. Melakukan kontrol yang ketat terhadap kesehatan dan keamanan para pelacur dilokalisasi.
  2. Mengadakan rehabilitasi dan resosialisasi, agar mereka dapat dikembalikan sebagai anggota masyarakat yang susila. Rehabilitasi dan resosialisasi dilakukan melalui pendidikan moral dan agama, latihan kerja, pendidikan ketrampilan dengan tujuan agar mereka menjadi kreatif dan produktif.
  3. Pembinaan kepada para WTS sesuai dengan bakat minat masing-masing.
  4. Pemberian pengobatan (suntiakan) paa interval waktu yang tetap untuk menjamin kesehatan dan mencegah penularan penyakit.
  5. Menyediakan lapangan kerja baru bagi mereka yangbersedia meninggalkan profesi pelacur, dan yang mau memulai hidup susila.
  6. Mengadakan pendekatan kepada pihak keluarga dan masyarakat asal pelacur agar mereka mau menerima kembali mantan wanita tuna susila untuk mengawali hidup barunya.
  7. Mencarikan pasangan hidup yang permanen (suami) bagi para wanita tuna susila untuk membawa mereka ke jalan yang benar.
  8. Mengikutsertakan para wanita WTS untuk berpratisipasi dalam rangka pemerataan penduduk di tanah air dan perluasan esempatan bagi kaum wanita.


VIDIO KONSELING BK KARIR


Penerimaan Mahasiswa Baru 2014 IKIP PGRI WATES


Sistem informasi bimbingan dan konseling